Gaya Dorong dan Gaya Tarik
Suatu ketika saya ngobrol di yahoo messenger dengan sahabat, entah awalnya sedang membahas apa, dia bilang,
“iya, kita kan juga lebih seneng didampingi gitu, daripada digurui,
haduh jadi kangen klo kita jalan berdua, kita bisa jalan sejajar, sambil
ngobrol”.
Kemudian saya menimpali, “Bener juga, mendampingi juga lebih ringan daripada menggurui, kayak mendorong lebih ringan daripada menarik”.
Lalu sahabat saya bertanya, “Maksude?”
Saya menjawab, “Entahlah, haha.. aku
barusan dari indomart, kok selalu ya kalau ada pintu dengan 2 pilihan,
dorong atau tarik, aku selalu memilih yang dorong, kan lebih ringan”.
Begitulah saya, suka lebay dalam
memandang sesuatu, mengaitkan sesuatu yang mungkin memang terkait atau
bahkan memaksa mengaitkan sesuatu yang mungkin tidak ada kaitannya.
Tulisan-tulisan lebay itu ada di sini, yang ini, yang ini juga, dan yang itu.
Tapi beneran kan ya, mendorong itu lebih
ringan dari menarik? Eh, seingat saya, di ilmu fisika definisi simpel
dari Gaya(P) adalah tarikan atau dorongan. Sifat Gaya adalah
mempengaruhi gerak benda dan mengubah bentuk benda. Dan Gaya itu banyak
jenisnya. Mendorong berarti menggunakan Gaya dorong dan menarik
menggunakan Gaya tarik. Ok, tapi saya tidak akan membahas jauh tentang
itu. Kali ini lagi-lagi mendorong dan menarik versi lebay saya. Menarik
dan mendorong dalam bermuamalah dengan sesama.
Mendorong itu semacam menambah kekuatan
dan semangat. Lebih terkesan mendampingi dan memberikan dukungan. Orang
yang kita dorong pun masih mampu mengendalikan ke arah mana tujuan
akhirnya, tentunya tergantung juga besarnya dorongan yang kita berikan.
Dalam bayangan saya, mendorong itu biasanya dari belakang. Semacam “Tut Wuri Handayani”, di belakang memberi dorongan.
Menarik itu membawanya ke arah kita.
Tujuan akhirnya terkesan kita yang mengendalikan. Dalam bayangan saya,
menarik itu biasanya dari depan. Yang ditarik seperti melihat kita. Jadi
sebelum benar-benar siap menarik, kita harus memantaskan diri dulu
tentunya. Semacam “Ing Ngarso Sung Tulodo”, di depan memberi teladan.
Terserah kita mau mendorong atau menarik,
yang penting dalam koridor kebaikan. Persiapkan dengan baik ketika kita
ingin mendorong dan persiapan lebih baik lagi ketika kita memilih untuk
menarik. Karena :
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa
kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangat dibenci
di sisi Allah jika kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.”
Komentar